Senin, 28 Februari 2011

Anda Mencari Pasangan Muslim ?

Mudah-mudahan ini menjadi solusi bagi saudara2 yang belum mendapatkan pasangan hidup...banyak yang telah berhasil melalui jalan ini....segera klik link di bawah ini :

http://www.ayonikah.com/?mitra=m32t65"

Kamis, 24 Februari 2011

Nasihat Ibrahim bin Adham

Ada kisah seorang lelaki yang mendatangi Ibrahim ibn Adham. Dia (Ibrahim) adalah seorang ahli tabib ahli jiwa. Lelaki itu berkata kepada Ibrahim, “Aku adalah orang yang menyakiti diri sendiri. Tunjukkanlah kepadaku hal-hal yang bisa membuatku jera. Ibrahim menasehatinya, “Jika kamu melakukan lima hal ini, kamu tidak akan termasuk orang-orang yang melakukan maksiat. Lelaki itu berkata (ia sangat bersemangat untuk mendengar nasehat si tabib), “Berikanlah apa (nasehat) yang engkau punyai wahai Ibrahim!” Maka Ibrahim menyebutkannya.

“Pertama, jika kamu ingin berbuat maksiat kepada Allah, janganlah kamu memakan sesuatupun dari rizkiNya.” Orang itu pin terheran-heran dan kemudian berkata dengan nada bertanya, “Bagaimana engkau mengatakan hal itu wahai Ibrahim padahal semua rizki datangnya dari Allah SWT?” Ibrahim menjawab, “Jika kamu mengetahui hal itu, apa pantas kamu memakan rizkiNya dan berbuat maksiat terhadap Nya.” Orang itu berkata, “Tidak, wahai Ibrahim. Kemudian apa yang kedua?” Ibrahim melanjutkan,
“Kedua, jika kamu ingin berbuat maksiat kepada Allah, janganlah kamu bertempat tinggal di negeriNya.” Maka orang itu pun terheran-heran -melebihi keheranannya yang pertama- dan bertanya, “Bagaimana engkau mengatakan hal itu wahai Ibrahim, padahal semua negeri adalah milik Allah?” Ibrahim menjelaskan, “Bila kamu mengetahui akan hal itu, apa pantas kamu tinggal di negeriNya dan berbuat maksiat kepadaNya?” Lelaki itu menjawab “Tidak, wahai Ibrahim. Sebutkan yang ketiga!” Ibrahim menyebutnya,
“Ketiga, jika kamu ingin berbuat maksiat kepada Allah maka carilah suatu tempat yang Allah tidak melihatmu. (Jika kamu mendapatkan tempat itu) maka lakukanlah maksiatmu kepada Allah!” Lelaki itu berkata, “Bagaimana engkau mengatakan hal itu wahai Ibrahim, padahal Allah Mahatahu segala rahasia dan Maha Mendengar derap kaki semut yang sedang berjalan di atas batu cadas yang keras pada malam yang gelap gulita?” Maka Ibrahim berkata kepadanya, “Bila kamu mengetahui hal itu, apa pantas kamu berbuat maksiat kepadaNya?” Lelaki itu menjawab, “Tidak, wahai Ibrahim. Lalu apa yang keempat?”
Ibrahim berkata, “Keempat, jika datang malaikat maut untuk mencabut nyawamu maka katakan padanya, “Tundalah sampai batas waktu tertentu!” Lelaki itu pun keheranan, “Bagaimana engkau mengatakan hal itu wahai ibrahim, padahal Allah berfirman, “Maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya dan tidak dapat (pula) memajukannya?” (QS. Al-Munafiqun: 11) Ibrahim berkata kepadanya, “Bila kamu mengetahui hal itu, bagaimana kamu mengharapkan keselamatan?” Lelaki itu berkata, “Benar. Berikanlah yang kelima wahai Ibrahim!” Ibrahim melanjutkan,
“Kelima, bila datang kepadamu malaikat Zabaniyyah -mereka adalah malaikat penjaga neraka Jahannam untuk menyeretmu ke neraka Jahannam janganlah engkau pergi bersama mereka.” Belum sempat Ibrahim mengatakan nasehat yang kelima, lelaki itu menangis sembari berkata , “Cukup Ibrahim! Aku mohon ampunan kepada Allah dan bertaubat kepadaNya.” Orang itu pun akhirnya menekuni ibadah sampai akhir hayatnya.

Kisah segelas susu

Siang itu terasa terik sekali, Shandy menghentikan langkahnya dan berteduh pada sebuah pohon. Barang dagangannya belum ada yang terjual sama sekali, dia merasa lapar sekali padahal dikantongnya cuma ada uang lima ratus rupiah. Orang tuanya yang miskin tidak mampu membiayai Shandy sekolah namun tekadnya untuk belajar sangat tinggi sehingga setiap hari dia rela menelusuri jalan, keluar masuk komplek perumahan untuk berjualan dan hasilnya untuk membiayai sekolahnya.
Karena merasa sangat lapar akhirnya Shandy memutuskan untuk mengetuk pintu sebuah rumah dan berniat minta makanan tuk sekedar mengganjal perutnya, namun segera kehilangan keberaniannya ketika seorang gadis cantik telah membukakan pintu. Shandy tidak berani minta makanan, sedikit tergagap dia berkata, “boleh saya minta air minum”.
Gadis itu melihat bahwa si anak ini tampak kelaparan, gadis itu tersenyum lalu berkata, “tunggu sebentar”, dan tak lama kemudia gadis itu keluar dengan membawakannya segelas besar susu. Shandy pun meminumnya perlahan-lahan.
“Berapa harus kubayar segelas susu ini?” kata Shandy.
“Kau tidak harus membayar apa-apa,” jawab si gadis. “Namaku Melati, ibu melarangku menerima pembayaran atas kebaikan yang kulakukan.”
Shandy begitu terharu, dan berkata, “Bila demikian, ku ucapkan terima kasih.”
Shandy lalu meninggalkan rumah itu.
Ia tidak saja lebih kuat badannya, tapi keyakinannya kepada Allah dan kepercayaannya kepada sesama manusia menjadi semakin mantap. Sebelumnya ia telah merasa putus asa dan hendak menyerah pada nasib.